Benci semua.

Aku benci dengan gambar di tubuhmu. Sangat amat benci. Kamu bilang itu bagus. Buat aq itu karya anak TK. Kamu bilang itu mahakarya mahal. Buat aq itu buang2 uang. Kamu bilang itu ekspresi. Aq bilang itu cari2 masalah baru.

Aku benci caramu mengatasiku. Ada saat dimana aq tidak ingin diganggu,tidak ingin di sms,tidak ingin di telp,tidak ingin diusik,dan tidak ingin memberi perhatian. Tapi kamu mengatasinya dengan ancaman, yg tidak pernah memperbaiki keadaan tetapi memperburuk keadaan.

Aku benci caramu membawa wanita lain dalam hidupku. Buat aq, tidak akan pernah ada tempat kedua apapun itu cara dan bentuknya. entah sekedar mampir atau berdiam diri lama2.tidak pernah boleh dan seharusnya tidak ada. Tapi kamu membawanya dengan mudah, membuatku seolah2 tampak seperti barang murah yg bisa dibeli oleh siapapun dengan mudah jika aku tidak segera membelinya. Kamu tampak begitu murah saat dengan mudahnya menanggapi wanita lain dan seolah2 mengancamku yg jika tidak segera memberi perhatian maka kamu akan bersenang2 sementara dengan wanita lain. Ternyata hidupmu semurah itu bisa dibeli dengan mudah oleh perhatian seorang wanita.

Aku benci caramu bicara padaku. Kamu hanya bisa memaki tanpa pernah menyadari bahwa aq ini manusia. Makian demi makian selalu aq terima. Dan pada satu titik aq tdk pernah bisa menerima itu semua. Kamu menghancurkan semuanya. Ancaman, makian, ancaman, caci maki, ancaman, kata2 kasar, ancaman,dan perlakuan tidak menyenangkan selalu kamu lontarkan padaku. Sementara aq di sini hanya berusaha baik pada keluargamu, sementara kamu tidak pernah baik pada keluargaku. Kamu tidak pernah bisa memenuhi tuntutan keluargaku. Jangan pernah berani mencaci maki aq dan keluargaku lagi.

Aku benci caramu menyelesaikan masalah. Tidak pernah bisa sabar. Tidak pernah bisa diam. Tidak pernah bisa mengerti dan memahami. Tidak pernah bisa berkata sopan. Tidak pernah berkaca pada diri sendiri. Selalu menyalahkan orang lain.

Aku benci semua segalanya tentang kamu.